Friday, February 21, 2014

Kiat Menulis Yang Enak Bersama Pak Salman

Catatan Asep Haryono

Sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak yang dimotori oleh bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara akhirnya berhasil landing di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post hari Sabtu  tanggal 18 Mei 2013 yang lalu.  Sudah lama memang namun memori kegiatan itu masih terpatri (Taela bahasanya) dalam ingatan saya.  Berikut catatannya yang saya buat dalam 1 halaman saja. Tidak bersambung.
Para Akberian (sebutan para anggota Akademi Berbagi-red) Diterima secara langsung oleh punggawa Pontianak Post siapa lagi kalau bukan Bang Salman , Editor In Chief Pontianak Post yang sudah siap hari itu untuk berbagi dengan teman teman dari Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak.  Secara kebetulan juga materi yang akan di share (berbagi-red) adalah "Bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca" sangat menyedot perhatian dari teman teman AKBER untuk mengikuti workshop Jurnalistik ini sampai tuntas sampai selesai.

Acaranya sendiri berlangsung dari jam 14.30 WIB (Lebih lambat 30 menit dari jadual semula yang dijadulkan tepat pada pukul 14.00 WIB).  "Selamat datang di Graha Pena Bang" saat saya menyapa bang Arya yang bertubuh cukup besar menurut ukuran saya ini.  "Saya sudah dapatkan beberapa pesertanya, dan mudah mudahan sekitar 20 orang akan hadir di acara ini" kata Bang Arya.  Tenang saja, dijamin telat dari jadual jam 14.00 WIB soalnya orang Indonesia sudah kondang jam karetnya hihihihi
Kelas Kedua
Tak banyak kata sambutan yang disampaikan oleh Bang Aria mengiringi "squad" Akademi Berbagi yang hadir di hari itu mengingat waktu yang sudah berjalan dari semestinya jam 14.00 WIB sebenarnya sudah harus dimulai, maka Pak Salman, Pimred Pontianak Post pun langsung memberikan sambutan awalnya menyambut kedatangan kawan kawan dari Akber Pontianak ini. 

"Selamat datang di Graha Pena ini, dan maaf tadi agak sibuk karena ikut mendampingi Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN-red) yang datang ke Kalimantan Barat ini tadi mendarat dahulu di Ketapang" kata Pak Salman.  Kelas pun langsung panas dengan sajian istimewa dari Pak Salman dengan materi kuliahnya yang berisi dan berjudul "Diklat Jurnalistik untuk Koran Sekolah" dengan bantuan slide yang ditembakkan ke layar di depannya.

PRAKTEK : Seorang peserta langsung mempraktekkan ilmu Jurnalistiknya langsung di depan komputer.  Foto Asep Haryono

SANTAI : Kelas Akademi Berbagi selalu "sersan" alias Serius tapi santai .  Foto Asep Haryono

SERU :  Pak Salman, Editor In Chief  Pontianak Post saat mengevaluasi "PR" yang sudah dikerjakan kawan kawan dari Akademi Berbagi.  Bener semua kan pak? Hehehe  Foto Asep Haryono

 "Jadi gitu ya sodara sodaraaa..."  gitu ya Bang Aria ?.  Foto Asep Haryono

Sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak yang dimotori oleh bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara ini juga berlatih secara langsung bagaimana membuat kalimat berita atau paragraf yang menarik sesuai dengan kaidah kaidah dasar Jurnalistik yang sudah disampaikan dengan sangat jelas oleh Pak Salman, Pimred Pontianak Post.

Satu persatu para peserta Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak ini menjajal ilmu yang sudah diperolehnya dengan berlatih membuat tugas yang diberikan hari itu, dan langsung dikoreksi oleh Pimred Pontianak Post.  Banyak sekali juga pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan para relawan dan anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak ini dan semuanya dijawab oleh Pak Salman.

Kleping Koran Pontianak Post

Akademi Berbagi memang pertama kali diluncurkan atau digagas oleh pendirinya yang bernama Ainun Chomsun dengan akun resmi twitternya @pasarsapi adalah juga seorang Ibu sekaligus penggiat berbagai aktifitas seperti  Social Media Strategist | founder & volunteer @akademiberbagi.  Kawan kawan semuanya silahkan mention twitter beliau dan juga silahkan mampir ke situs resmi beliau yang beralamat di http://www.ainun.net kapan saja

Kelas Pertama Akademi Berbagi ini sebenarnya sudah dilaksanakan di Pontianak beberapa waktu yang lalu dengan mengambil set lokasi di gedung TELKOM Pontianak dengan tema Pelatihan Blogger yang dimotori langsung oleh Bang Iwan dan Bang Dwi Wahyudi dari Blogger Borneo Pontianak. Bagi yang mau ikut gabung dengan Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak silahkan menghubungi via email iwanxeti@yahoo.co.id atau via twitternya di @XetiIwan   (Asep Haryono)

Hadirkan Rizal Kurniady, Insinyur yang Banting Setir Jadi Pengusaha Kuliner

Oleh : Heritanto Sagiya, Wartawan Pontianak Post

Akademi Berbagi kali ini menghadirkan Rizal Kurniady, seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung yang banting setir menjadi pengusaha kuliner. Pernah bekerja di berbagai perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri, pria kelahiran Pontianak itu justru mengaku menemukan passion pada usaha kuliner. Bagaimana ceritanya?
HERIYANTO, Pontianak

Wajahnya klimis, pakaiannya rapi, dan bicaranya penuh semangat. Itulah sosok Rizal Kurniady. Dia pria yang ramah dan terbuka. Di depan para peserta Akademi Berbagi yang sore kemarin menggelar diskusi di ruang Redaksi Pontianak Post, Rizal berbagi pengalaman bagaimana menemukan passion sebagai pengusaha kuliner. Rizal Kurniady pernah tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil ITB pada 2002. Rizal sendiri masuk ke kampus bergengsi ini bukan karena dia suka dengan jurusan yang dipilihnya, melainkan karena faktor kakaknya yang juga pernah menimba ilmu di sana.

“Kebetulan kakak saya punya buku-buku yang lengkap. Jadi saya pikir kalau masuk ke ITB bisa berhemat, tak perlu buku lagi,” ujar Rizal.Keluarganya sangat mendukung Rizal masuk ITB. Masuk ITB berarti masa depan akan cerah. “Katanya kalau masuk ITB bisa kerja di mana saja dengan mudah,” cerita Rizal.

Rizal menjalani perkuliahan dengan lancar meski selama perkuliahan dia mengaku tak menemukan sesuatu yang sebenarnya dia cari. “Saya bertahun-tahun itu masih saja galau. Ada sesuatu yang sepertinya kok belum saya temukan,” lanjutnya.

akber pontianak
BERBAGI : Rizal Kurniady berbagi pengalaman hingga menemukan bisnis yang cocok dengan dirinya, saat diskusi di Redaksi Pontianak Post, Senin (2/12). MUJADI/PONTIANAK POST

Usai menamatkan kuliah, Rizal bekerja di sejumlah perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Dia  antaralain menjadi Graduate Engineer Development Program di J. Ray McDermoot  Asia Pacific yang bermarkas Batam dan Singapura pada 2006 hingga 2008. Dia juga pernah menjadi analist PT. Daya Dimensi Indonesia, Mega Kuningan Jakarta. Bahkan Rizal pernah menjadi konsultan sumber daya manusia di sebuah perusahaan luar negeri. 

Meski mendapatkan posisi yang bagus dan gaji yang menjanjikan, Rizal merasa belum menemukan pekerjaan yang dirasa pas di hati. “Saya pernah bekerja di perusahaan Oil and Gas,” kata Rizal. “Di sana saya menjadi salah satu insinyurnya. Saya diminta membuat desain gedung perusahaan itu. Saya kerja dari pagi hingga malam. Buka pintu ketemu crane, pabrik, dan meja kerja. Setiap hari begitu. Saya kerap merasa, kok sepertinya saya tidak menemukan kenikmatan ya?”

Rizal pernah juga menggeluti bidang psikologi. Suatu ketika dia membaca buku-buku psikologi. Dia pun kemudian tertarik mempelajari bidang ini. Pernah suatu ketika dia terfikir untuk kuliah psikologi. Meski kemudian dia mengurungkan niat. “Tetapi saya terlanjur suka dan tetap mempelajari bidang ini,” katanya. Dari ilmu psikologi ini dia mengaku bisa memahami berbagai karakter manusia.

Dari sana pula dia bisa mempelajari mengenai dirinya sendiri. “ Saya kerap mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, apa sih sebenarnya tujuan kita bekerja? Ujung-ujungnya kan bagaimana menemukan kebahagiaan. Yang membahagiakan tentu bekerja sesuai passion dan keinginan kita,” ujar pria yang mengaku masih jomblo itu. Dari situ dia juga sadar, bukan kedudukan atau gaji tinggi yang bisa membuat orang merasa menikmati suatu pekerjaan, melainkan passion.

Sekembali ke Pontianak tiga tahun lalu, Rizal mencoba membuka sejumlah usaha yang disukainya. Salah satunya kuliner. Dia membuka usaha warung makan yang dia namakan Raja Uduk di jalan Teuku Umar. “Saya merasa usaha kuliner ini sangat mengasyikan. Sesuatu yang bukan sekadar usaha, tetapi sesuatu yang bisa dinikmati,” katanya. Sampai sekarang usaha rumah makan ini terus berkembang. Rizal berharap bisa terus mengembangkan sejumlah usaha lain yang disukainya.

Kepala Sekolah Akademi Berbagi, Iwan Setiawan mengatakan, pengalaman yang dimiliki Rizal Kurniady memang sangat menarik untuk dibagi pada peserta kelas ini. Karena itulah kelas ini sengaja mengundang Rizal agar mampu memberikan inspirasi bagi para peserta. “Kami terus mengadakan diskusi dengan berbagai tema. Ini adalah kelas ketujuh yang kami adakan. Kebetulan kali ini kami mencoba membahas mengenai bagaimana seseorang bekerja sesuai passion mereka. Semoga ini memberikan inspirasi pada banyak orang,” ujarnya.

Akademi Berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung di lapangan. Menurut Iwan Setiawan, akademi berbagi kerap mengundang praktisi atau akademisi untuk berbagai pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki. Di Pontianak, Akademi Berbagai kerap menggelar berbagai diskusi, mulai soal pendidikan, blog, hingga teater. Setiap peserta bebas mengikuti diskusi tanpa dipungut biaya. Organisasi nirlaba ini digawangi para anak-anak muda yang visioner, cinta bangsa dan negara  yang tidak tinggal saat menyaksikan kondisi pendidikan di negeri ini yang semakin berpihak pada mereka yang berkantong tebal. (Heritanto Sagiya,)

Thursday, February 20, 2014

Berbagi Tentang Ilmu Fotografi

Catatan Asep Haryono

Setelah sukses menggelar kelas kedua dari Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak pada tanggal 18 Mei 2003 lalu dimana saat itu yang menjadi tema adalah Mengenal Jurnalistik atau "Bagaimana menulis yang baik" yang dihadiri oleh sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akberian (sebutan dari anggota AKBER-red) Pontianak, maka kelas ketiga yang berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 22 Juni 2013 juga berlangsung dengan sukses.

Walau tidak disertai dengan pentolan AKBER Pontianak Bang Iwan dan bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara namun tidak mengurangi hikmatnya acara kelas ketiga Akber Pontianak tersebut.  Dengan judul materi kali ini adalah "Mengenal Foto Jurnalistik" dibawakan langsung oleh salah satu fotografer andalan Harian Pontianak Post, Shando Safela , yang malang melintang dan kenyang pengalaman dalam dunia fotografi.

Acaranya sendiri sama seperti kelas sebelumnya yakni diselenggarakan di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post   Para Akberian (sebutan para anggota Akademi Berbagi-red) mengikuti materi yang disampaikan oleh Pemateri sekaligus sebagai Keynote Speaker di kelas yang sangat santai dan rilex seperti dalam suasana "kita kita" saja.  Tidak formal dan nyaris diselingi dengan canda tawa heiheiheie.

Dengan diantar oleh kata sambutan oleh Djunita P. Indah @Djoenita kelas atau lebih tepatnya sebagai ajang berbagi antara "kita kita" ini pun dimulai.  Bang Shando Safela dengan rilex dan pembawaannya yang jenaka memaparkan apa yang menjadi pengalamannya dalam menggunakan media Fotografi dan produk yang dihasilkannya dalam Foto Jurnalistik.

"Jaman sekarang ini apa pun media sudah sangat mudah digunakan, tidak di jaman saya dahulu saat mulai menggunakan kamera yang jadul, nah mulai sekarang dengan menggunakan kamera handphone pun sudah bisa menghasilkan produk foto" kata Bang Shando.  Materi kemudian berlangsung seperti air mengalir mulai dari pengertian dasar mengenai beberapa aspek dalam Fotografi Jurnalistik hingga kepada contoh kasus kasus yang dialami.
SAMBUTAN :  Sambutan dari mewakili Akberian oleh Djunita P. Indah.  Foto Asep Haryono 

CONTOH :  Studi kasus Foto Jurnalistik oleh Bang Shando Safela. Foto Asep Haryono

SANTAI :  Materi dibawakan rilex dan ada canda tawanya.  Foto Asep Haryono

JELAS :  Akberian mengikuti Materi Kelas. Jelas wajahnya ya. Terang eui.  Foto Asep Haryono

"Jika foto tersebut tercetak di media massa dan berisi atau mengandung sebuah unsur berita maka ia layak disebut sebagai foto yang bernilai jurnalistik, dan bukan hanya sebagai penghias di ruang album pribadi yang dibingkai di rumah atau di sosial media" ujar Bang Shando yang bertubuh besar ini. Bang Shando juga menambahkan bahwa pada prinsipnya sebuah Foto Jurnalistik yang baik adalah karya foto yang dapat membawa para audiens seolah olah terbawa dalam suasana tersebut.
Akberian Sedang Bertanya
Apakah Foto yang sudah beredar di media itu bisa dicomplain oleh masyarakat?  Pertanyaan ini diajukkan oleh salah seorang Akberian.

"Fotografi jurnalistik tentu saja harus memiliki sebuah tim redaksi dan penyunting yang handal sebelum disiarkan kepada audiens atau masyarakat, jadi jika terjadi hal complain seperti ini mereka lah yang akan menjawabnya. Fotografer tidak bekerja sendiri" ujar Bang Shando.

Bagaimana dengan editingnya, apakah foto itu harus diedit dahulu sebelum diterbitkan?.  Pertanyaan ini diajukan oleh Mahmuda dari Pontianak.

Menurut bang Shando, proses Editing sebenarnya sudah ada dalam mesin di dalam kamera digital itu sendiri seperti white balance, speed dan lain lain.  "Editing di sini tidak dimaksudkan untuk selalu menambahkan dan atau mengurangkan obyek dalam gambar agar tampak dramatis" kata Bang Shando. 

Beberapa tekni Fotografi yang sering digunakan lainnya misalnya seperti Frog Eyes,  Bird Eyes , Framing, Freeze (Membekukan) , Slow Motion, dan Panning bisa dipelajari secara otodidak di rumah kata Bang Shando.  Namun yang paling penting dari itu semua adalah banyaklah berlatih dan tentu saja melatih kesabaran diri tentunya, kata Bang Shando.  Kamera , kata Bang Shando, tentunya bisa dibawa setiap saat agar selalu dapat merekam kejadian yang spontan, perbanyak jam terbang dengan memotret setiap hari dan evaluasi hasil foto setiap saat. "Dan harus siap dikritik loh" kata Bang Shando.  Nah tertarik belajar Fotografi Jurnalistik? (Asep Haryono)

Senangnya Berbagi Di Kelas Perdana AKBER PONTIANAK

Catatan Dwi Wahyudi

Alhamdulillah setelah sekian lama menanti, kelas perdana Akademi Berbagi Pontianak akhirnya terselenggara juga. Atas dasar inisiatif dari Bang Setiawan, Akademi Berbagi Pontianak dibentuk. Nah, karena beliau merupakan inisiator pembentuknya maka beliau langsung diberi tugas dan wewenang sebagai Kepala Sekolah @AkberPTK. Saya yakin diantara teman-teman pasti ada yang bertanya-tanya mengenai apa itu Akademi Berbagi serta apa saja aktifitas yang dilakukannya selama ini. Oleh karena itu, berikut akan saya berikan sedikit penjelasannya.
Akademi Berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.
Hingga saat ini, Akademi Berbagi telah menyebar di 40-an kota di Indonesia. Karena bersifat sosial namun sarat manfaat, maka gerakan ini dengan cepat merambah keseluruh penjuru Indonesia dimana kota Pontianak menjadi salah satu diantaranya. Mengenai materi yang diberikan, itu sangat bervariasi tergantung dari kapasitas tenaga pengajar didaerahnya masing-masing. Alhamdulillah saya bisa menjadi volunteer pertama dalam kelas perdana Akademi Berbagi Pontianak yang baru saja diselenggarakan beberapa hari lalu. Kebetulan karena saya memiliki latar belakang seorang blogger, maka materi kali ini adalah: “Exist with Blog, Why Not???”.
Foto Dwi Wahyudi

Dikesempatan berharga itu pula saya turut mengajak salah seorang sahabat saya yaitu Rohani Syawaliah. Seorang cewek yang didunia maya lebih dikenal dengan nama @Honeylizious ini saya ajak untuk berbagi cerita dan pengalamannya selama ini menjadi seorang blogger. Setidaknya disini saya ingin memberikan gambaran bahwa aktifitas ngeblog itu tidak terbatas pada jenis kelamin, usia, latar belakang, dan lain-lain. Selama tujuan kita ngeblog itu murni ingin berbagi manfaat, Insya Allah rejeki itu akan datang dengan sendirinya. Lagipula bagi orang muslim, berbagi manfaat lewat tulisan yang telah dibuat merupakan salah satu bentuk amal jariyah sehingga jika suatu saat nanti blogger tersebut meninggal dunia maka pahalanya akan terus mengalir selama tulisan tersebut bermanfaat bagi orang lain. Aminnnn……
Sebenarnya pada mulanya saya sempat pesimis jumlah peserta kelas perdana ini kurang dari 10 orang, tapi Alhamdulillah total peserta yang datang pada saat itu berjumlah sekitar 15-an orang. Dan hebatnya lagi ternyata kelas perdana Akber Pontianak didominasi oleh kaum hawa, lihat saja sesi foto bareng diatas tuh. Ternyata tidak salah jika saya mengundang @Honeylizious sebagai pembicara tamu pada saat itu. :-)
Di akhir pertemuan, saya tidak lupa untuk mengingatkan kepada para peserta kelas Akber Pontianak bahwa apapun bidangnya selama kita tidak melakukannya secara serius maka pada akhirnya tidak akan menjadi apa-apa. Sama halnya dengan saya dan Hani dimana untuk menjadi seperti saat ini tetap dibutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Jangan pernah melihat kesuksesan seseorang dari hasil akhirnya tapi lihat juga dengan apa yang telah dilakukannya. Tetap semangat teman-teman, nantikan kelas Akademi Berbagi Pontianak selanjutnya dengan materi yang tentu saja menarik dan berbeda. Don’t forget to follow @AkberPTK (DW)